Sistim Tanam Jajar Legowo

Definisi Inovasi Sistem Tanam Jajar Legowo

Sistem tanam jajar legowo atau sering disebut Si Jarwo merupakaninovasi pola bertanam dengan berselangseling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan diselingi satu baris kosong. Legowo diambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata lego berarti luas dan dowo bermakna memanjang.Inti dari sistem tanam ini adalah memperbanyak tanaman pinggir dengan harapan pertumbuhannya lebih bagus dan hasilnya lebih tinggi. Ini artinya, jika rumpun-rumpun yang ada di pinggir semakin banyak maka hasilnya juga akan lebih banyak.


Maksud dan tujuan penerapan sistem Jarwo, di antaranya (1) Memanfaatkan radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir petakan, sehingga diharapkan seluruh pertanaman memperoleh efek pinggir (border effect), (2) Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan sistem pengairan basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-asam organik tanah yang berbahaya bagi tanaman dari bagian bawah ke bagian atas (menguap), (3) Meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2) dan hasil fotosintesis tanaman, (4) Memudahkan dalam pemupukan dan pengendalian tikus, dan (5) Meningkatkan populasi tanaman per satuan luas.

Penelitian jajar legowo dilakukan sejak tahun 2000. Dari hasil penelitian membuktikan, salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah jarak tanam. Jarak tanam yang rapat mengakibatkan persaingan antar individu tanaman. Persaingan terjadi karena sinar matahari yang diterima sedikit. Akibatnya, varietas pada umumnya tidak tumbuh optimal. Pertumbuhan yang kurang optimal ditunjukkan dari jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit. Selain itu, panjang malai lebih pendek, dan jumlah gabah per malai berkurang. Hal tersebut diperkuat dengan fakta di lapangan bahwa penampilan individu tanaman padi pada jarak tanam lebar lebih bagus dibandingkan jarak tanam rapat.

Satu unit legowo adalah baris tanaman yang terdiri (dua atau lebih) dan satu baris kosong. Jika terdapat dua baris tanam per unit legowo disebut legowo 2:1. Dan jika terdapat empat baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 4:1, dan seterusnya. Dengan menggunakan jajar legowo 2:1, populasinya meningkat sekitar 33%. Jika pola konvensional hanya menghasilkan populasi tanam 160.000 rumpun/ha, maka untuksistem tanam legowo 2:1 mampu menghasilkan populasi tanaman 213.300 rumpun per ha.

Untuk jajar legowo 4:1, tergantung tipenya (tipe 1 dan tipe 2). Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1, seluruh baris mendapat tanaman sisipan. Kalau disisipkan semua, kenaikan populasinya sebesar 60% dibanding pola konvensional (25 x 25 cm). Sedangkan legowo 4:1 tipe 2 yang disisipi hanya tanaman pinggirnya. Yang tengah dua tidak disisipkan. Kenaikan populasinya sebesar 20,44% dibanding pola konvensional.

Sistem Tanam Jajar Legowo (Si Jarwo) sebagai salah satu komponen teknologi dari Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah yang dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas hasil padi.

Pengaturan populasi tanaman dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani dengan pertimbangan tingkat kesuburan tanah dan ketinggian tempat, sebagai berikut :

  • Sistem Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm, maka jumlah populasi tanaman adalah 21 rumpun per m2 atau sekitar 210.000 rumpun per ha.
  • Sistem Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 30 x 15 x 40 cm, maka jumlah populasi tanaman adalah 30 rumpun per m2 atau 300.000 rumpun per ha.
  • Sistem Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm, maka jumlah populasi tanaman adalah 33 rumpun per m2 atau 330.000 rumpun per ha.
  • Dan seterusnya.

Adapun keuntungan menggunakan sistem jajar legowo adalah Pertama, adanya ruang terbuka yang lebih lebar di antara dua kelompok barisan tanaman akan memperbanyak cahaya matahari yang masuk ke setiap rumpun tanaman padi. Kondisi ini akan meningkatkan aktivitas fotosintesis dan berdampak meningkatkan produktivitas tanaman. Kedua, sistem jajar legowo memudahkan petani dalam pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit, serta lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus. Ketiga, peningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan produksi. Keempat, petani dapat mengembangkan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau kombinasi padi, ikan, dan bebek. Kelima, mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 10-15%. (Heru Cahyono,SST)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Pengendalian WBC di Desa Sanan

Pelatihan Motivasi Bisnis di BDSP PAKEL

Pelatihan Lanjutan Pertanian Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia